Laman

Minggu, 23 Februari 2014

Mencintai pekerjaan seperti mencintai pasangan hidup


Para pembaca… Bapak – bapak, Ibu – ibu, semua yang ada di sini…

Banyak yang bilang …nulis ngga lucu …bagai sayur tanpa garam, kurang enak, kurang sedaaap..

Dari itu Dian jayus… agar semuanya senang. Bagi yang kurang berkenan, melihat dian ngga lucu.. Jangan marah… timpukinlah…



Itu tadi sepenggal lagu dari Inul daratinggi..karena habis ditimpukin.



Dalam posting berikut ini, saya ingin berbagi sedikit mengenai my work life, again. Memang dari kemaren yang dikarang tentang itu terus ya, mau bagaimana lagi, kita kan anaknya berdedikasi terhadap perusahaan.

*Prueeeet*


Kemarin, beberapa hari yang lalu, saya dipanggil interview untuk bekerja di perusahaan lain lagi. Saya pun datang ke sebuah kantor kawasan Senayan, yang memanggil saya, tepat waktu, dan disambut sangat baik oleh senyum hangat bagian penerima tamu di perusahaan swasta milik Jepang. Perusahaan ini bukan perusahaan Jepang tempat saya bekerja dulu, jadi ini ke perusahaan ke empat saya pindah. Mereka mempersilakan saya duduk di sebuah ruangan tertata rapih dengan meja berukuran persegi panjang dan dengan bangku sekitar 8 buah. 


Sekitar 10 menit kemudian, bagian HRD yang akan menginterview saya pun datang. Dia memperkenalkan diri, dan meminta saya mengenalkan diri dengan bahasa inggris. Saya pun pasrah karena merasa bahwa Bahasa inggris saya pas – pasan, menjawabnya dengan Bahasa Inggris ala google translate. No past tense. No present tense.


Dia menanyakan apakah saya memiliki saudara, tinggal di mana, dan alasan mengapa saya senang berpindah – pindah kerja dari tempat satu ke tempat yang lain. Saya pun mencoba meyakinkannya dengan hasil kuliah saya tepat waktu, tidak pernah melakukan catatan bolos, dan nilai yang memuaskan orang tua walau dalam hati mengesalkan diri sendiri karena saya sering main game online pas buat skripsi. Kalau saya benar – benar fokus dan tidak main game online mungkin hasilnya ngga hanya memuaskan orang tua tapi juga agama, nusa, dan pengguna jalan raya.



Pertanyaan pengintepiyu yang bagi saya aneh, “ Hewan apa yang kamu suka?” Di situ otak saya blank.

“Saya tidak suka hewan apa pun.”

“Apa pun itu hewannya?”

“Ya, saya tidak suka hewan.”

“Kok bisa ngga suka hewan?”

“Saya pernah dipatok ayam waktu kecil jadi saya punya sedikit trauma jika didekat hewan hidup. Saya tidak menunjukan kalau saya benci hewan. Tapi saya tidak mau memegangnya.”

“Jadi kamu ngga berani ya.”

“Bukan tidak berani tapi saya geli. Saya tidak suka tapi saya juga tidak mau menyakiti hewan.”



Dan itu adalah jawaban interview yang paling ngga saya buat – buat seumur hidup.

Kemudian dia bertanya lagi, “Apa kekuatanmu?”

Dengan kekuatan cahaya datang bulan….akan menghukummu! *kebanyakan nonton kartun jepang*

Tadinya saya pengen langsung praktekin jurus KAMEKAMEHAAA ke itu yang nginterview daripada kebanyakan nanya. Tapi saya ngeri dibales pakai jurus seribu bayangan mantan.

Saya jawab aja seadanya, “Saya orangnya sabar. Jarang sekali menampakkan wajah kesal. Biasanya kalau kesal saya malah tertawa dan mengeluarkan lelucon untuk menutupinya.”

“Kalau kamu berada di titik yang benar – benar kesal, dan ingin menangis, bagaimana?”

“Saya sulit untuk menampilkan wajah marah saya, kecuali orang yang benar – benar dekat dengan saya. Jadi biasanya saya pergi ke kamar mandi untuk menangis. Atau berdoa dalam ibadah saya sambil menangis karena biasanya perasaan saya akan lebih tenang setelah itu. Karena saya merasa bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya dan jalan keluar ada saat kita tenang.”


Alhamdulillah sekarang saya lagi bersiap – siap diri untuk melakukan masa percobaan kerja 3 bulan ke depan dan mohon doanya dari kalian semua agar saya tidak pindah – pindah kerja lagi. Selama ini memang saya akui bekerja bukan karena cinta. Melakukan semuanya karena karir dan demi uang.



Mencintai pekerjaan seperti mencintai pasangan hidup. Beradaptasi lagi dengan semua yang ada di perusahaan, entah orangnya, entah mesin fotocopynya, ruangan - ruangannya. Menghafalkan kebiasaan baik dan buruk dari atasan, kurang lebihnya sama seperti orang berpacaran, butuh waktu. Dan harus menerima apa yang sudah diputuskan, baik dan buruknya, apa adanya, di usia saya yang sudah bukan belasan, dan sewajarnya sudah memikirkan hal – hal serius bahwa bekerja bukan untuk bermain – main, pindah sini, pindah sana.  Mengubah pemikiran work is fun to be work is giving your best perform cause it’s a part of human needs. Karena bekerja di mana saja sama prinsipnya seperti orang pacaran, akan ada kurang – lebihnya, manis – pahitnya, hanya pemikiran yang konsisten yang mengantar seseorang merasa bahagia atas semua yang sudah menjadi pilihannya.



Ada seseorang dari kantor lama memberi petuah kepada saya.

Bekerjalah  untuk Tuhan. Karena Tuhan menyukai segala sesuatu yang baik – baik. Kejujuran, rasa bertanggung jawab, pemikiran positif, dan setia dengan sendirinya akan mengalir karena yang kita takuti hanya Tuhan. Jika semua yang kita lakukan sudah baik dan masalah datang, serahkan semuanya kembali kepada Tuhan. Karena Tuhan yang menentukan. Karena setiap pertanyaan, setiap masalah, selalu ada jawabannya. Tinggal bagaimana kita mengisi jawaban dengan berbuat baik atau maksiat. Semoga jangan sampai segala performa yang kita lakukan terbaik menjadi rusak hanya karena setitik godaan syaitan berbentuk kekuasaan, keserakahan, atau uang. Karena kita hidup tidak untuk selamanya, bekerja untuk ibadah, dan ketika kita mati yang tersisa hanyalah nama. Nama yang akan disebut – sebut dalam doa orang yang menyayangi kita. Atau nama yang menjadi sebutan dalam sumpah serapah orang lain karena kejahatan yang sulit diikhlaskan.



My name is ayu think – think …
So how do you think …
*Pantun*


My name is Jamie Fox …
Do you like my post…


My name is Britney Spearse..
leave a comment please..


My name is Robert De Niro
I Love you…


My name is Marylin Monroe
Thank you…


My name is Tom Hanks
My head already nge – Hang


My name is Dian Sastro.
Good night!


Bonus :
Percakapan antara saya, Mba Dhona, dan Mba Ika di Line group 
dalam rangka minta traktir karena saya diterima kerja di tempat baru.

Dhona  : Eh, yan. Kan lu udah diterima kerja. Mana nih katanya mau sambit kita pakai pizza satu – satu.

Saya     : Eh jgn tgl 28 tgl 29 nya yuk. Mlm mingguan kt

Ika       : *sticker Moon oke*

Dhona  : *sticker Moon sip*

Ika       : *sticker Zeushi-Kun’s Meat lagi happy*

Dhona  : Makan enak

Ika       : Horeee

Saya     : Pizza doang sih

Dhona  : Yan sushi aja gak usah pijja hehehe

Ika       : Sushi delivery yg kata lu itu dhooon

Saya     : Maunya apa (selain pizza) Sushi ga doyan gue…

Ika       : Woooh

Dhona  : Ga enak itu ka

Ika       : Dcost

Saya     : Cari suasananya aja jangan delivery..

Dhona  : Sekali – kali nongkrong

Saya     : Dcost bosen

Ika       : Kemang

Dhona  : Biar gaul

Saya     : Yuuk. Tgl 29 ya

Ika       : Mau naik apa ke sono

Dhona  : Okeh..

Saya     : 2 tahunan lagi lah 29 februari

Dhona  : Eh februari sampe tanggal 29?

Ika       : Kagaaa

Dhona  : Kan gak bisa dibagi 4

Ika       : Ini kan bukan kabisat

Dhona  : Gimana sih lu yan?

Ika       : Mentang – mentang belakangnya 4


Rabu, 12 Februari 2014

Ketika dirimu sakit

Siang para Dianers...
(kayaknya ngga enak banget bunyinya. Yah apa pun lah sebutannya)

Dengan Lara Croft a.k.a Dian a.k.a Sawan di sini..
Ekeh di Hawai gila banget panasnya.. (Ngepang rambut buat tambahan pulang kampung). Sejujurnya saya lagi pengen yang lonjong - lonjong. Jangan negatif otaknya kalau saya ngomong lonjong. Lontong, timun, laper banget soalnya pengen gado - gado. Emang orang Indonesia sih sukanya melonjong - lonjongkan sesuatu, eh maksud saya mengkotak - kotakan sesuatu termasuk kata - kata.


Kali ini bangun tidur saya malah teriak kesakitan. Rasanya kayak gendong kayu gelondongan sebelah bahu. Kaku .........banget leher, mana dibercandain adik sendiri namanya si Rizky dia pikir saya lagi main jadi patung. Tau ngga permainan jadi patung? Kamu suit, yang menang pura - pura jadi patung, yang kalah itung sampe sepuluh. Tiap yang kalah ngitung, yang menang ganti gaya. Itu permainan jadul juga ya, jaman saya masih sd. Kalo jaman sekarang orang ngga pake disuruh juga jadi patung,  malah minta difoto segala.


Anyway... sungguh ngga enak banget deh sakit. Ditambah tiba - tiba hidung meler.


Sorenya saya tiduran aja sambil menunggu tukang urut.


Jam 7 malam, dia datang membawa minyak gosok yang diperlukan. 
Akhirnya.... 
*lari - lari bahagia di pantai... (ala film baywatch)
kaki menyibak - nyibak air laut di tepi pantai...*
*
kemudian peluk tukang urut...*

*kemudian mundur karena badannya lengket*

Urutan mengurut yang saya tahu, yang pertama biasanya disuruh tengkurep. Kenapa harus yang belakang dulu? Karena kalo yang depan dulu itu bukan mijit, tapi manjat.. Contohnya pohon, ngga mungkin dong dipanjat madep belakang. Terus yang dipegang pertama telapak kaki dulu. Soalnya kalo dari mata dulu namanya nyolok, bukan mijit. Kemudian dari kaki, naik ke betis. Biasanya di bagian ini kita akan mengalami sakit karena ada tulang betis yang dipencet. Apalagi kalo udah sampai lutut, diketok -ketok bisa ketauan sama yang mijit seberapa kopongnya. (Itu lutut apa batang kayu ..kopong)  Dari situ si pemijit akan naik ke bag. pundak. Nah disitu tuh, bagian yang paling enak dan bikin nyaman versi on dian spot. Katanya di bagian belakang bawah bahu itu adalah tempatnya penyakit masuk angin. Mungkin saya banyak anginnya gara - gara sering kabar - kabaran sama angin --makanya enaknya di situ.

Kemudian pas si tukang ngurut mijit ke leher, puas sudah si tukang urut menyaksikan saya hardcore-an kayak alesana.




Tapi dengan rasa sakit ini, saya jadi merasa lebih sering pedekate sama Tuhan. Coba kalo ngga sakit, pasti doanya suka lupa diri deh, yang macem - macem.

Ya Tuhan, Anne Hathaway cakep banget...kapan ya aku punya muka putih mulus kayak dia...
Padahal banyak orang di luar sana pengen punya mata. Ngga perlu punya wajah putih, mereka cuma butuh mata buat lihat seperti apa sih yang ngelahirin dia, seperti apa sih bentuk wajahnya, seperti apa sih, yang namanya mata.

Ya Tuhan, pengen tas Louis Vuitton...aku pengen punya dong satuuu aja..yang 20 jutaan ngga apa - apa deh.
Padahal banyak di luar sana, anak - anak pergi ke sekolah, antara hidup dan mati berjalan kaki melewati jembatan untuk menyebrangi sungai. Hanya untuk sekolah. Terus kita kepingin tas yang harga satuannya, bisa untuk biaya sekolah mereka beberapa tahun.

Ngga tahu diri banget ngga sih?

Tuhan kasih kita rezeki yang lebih untuk kita, tapi kita lupa, kalau Tuhan ngga cuma nyiptain kita, tapi ada orang lain yang Tuhan ciptakan. Orang lain yang setiap hari berjuang untuk hidup, berdoa, hanya untuk sekolah. Hanya untuk sekolah dan berharap untuk kita mau sedikit...saja berbagi apa yang sudah Tuhan berikan. Jadi bagaimana bisa kita bergumam dalam hati tentang tas LV kalau kita sadar ada orang lain yang mungkin cuma pakai kantong kresek hitam, mereka ngga peduli, yang penting bisa datang ke sekolah.



Jadi gimana nih Dianers..
(Udah ngga enak malah kesebut lagi)

Ketika dirimu sakit, apa yang kamu pikirkan? Atau lakukan?




Kata mutiara yang saya baca hari ini :

"Kalau sakit berobat jalan ke dokter, berdoa sama Tuhan, bukan update status."
- Anonymous